A. Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah membersihkan gigi
dari sisa-sisa makanan, bakteri, dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus
memperhatikan pelaksanaan waktu yang tepat, Penggunaan alat yang tepat, dan
cara yang tepat untuk membersihkan gigi. Oleh karena itu, kebiasan menyikat gigi
merupakan tingkah laku manusia dalam membersihkan gigi dari sisa-sisa makanan
yang dilakukan secara terus menerus (Potter dan Perry 2005).
Kebiasaan
merawat gigi dengan menyikat gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat
yaitu pada pagi hari setelah sarapan pagi dan malam hari sebelum tidur serta
mengkonsumsi makan-makanaan yang lenget dan manis dapat mempengaruhi terjadinya
karies gigi (Kidd,1992).
Menyikat gigi yang baik yaitu dengan
gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang ringan, pusatkan pada
daerah yang tedapat plak, yaitu di tepi gusi
(perbatasan gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat
fissure atau celah –celah yang sangat kecil dan sikatlah gigi yang paling
belakang. Sikat gigi harus memiliki penggangan yang lurus, dan memiliki bulu
yang cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Sikat gigi harus diganti
setiap 3 bulan (Rahmadhan, 2010).
Cara
menyikat gigi yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi, gerakan
vertical, dan bergerak lembut (Wong 2003).
menjelaskan
bahwa seluruh permukaan gigi dalam, luar dan pengunyahan harus disikat dengan
teliti dan menyikat gigi dengan sekuat tenaga tidak dianjurkan karena dapat
merusak email dan gusi dan akan menyebabkan lubang karena vibrasi (Potter dan
Perry 2005).
Dalam
menyikat gigi harus memperhatikan beberapa hal yaitu :
a. Alat
Berapa ahli menganjurkan memilih sikat
gigi sebagai berikut :
1.
Sikat
gigi dengan tangkai yang lurus dan mudah di pengang sehingga dapat mencapai
seluruh permukaan gigi dan jaringan sekitar terutama daerah-daerah yang sulit
dibersihkan
2.
Kepala
sikat harus kecil dan semakin keujung semakin mengecil, sebagai patokan panjang
kepala sikat gigi harus sama dengan jumlah lebar keempat gigi depan rahang bahwa
( lebar keempat gigi seri bawah).
3.
Bulu
sikat harus sama panjangnya, sehingga membentuk permukaan yang datar. Sikat
gigi yang baik adalah dengan bulu sikat yang berderet tiga, dan bulu sikat
terbuat dari nilon yang tidak kaku.
b. Cara
atau Metode Menyikat Gigi
Banyak teknik atau metode menyikat
gigi yang diperkenalkan para ahli, dan kebanyakan metodenya dikenal dengan
namanya sendiri seperti metode Bass, Stillman, Charters, atau disesuaikan
dengang gerakannya.
Terdapat berapa prinsip pada pola dasar gerakan menyikat gigi yaitu :
1.
Metode
Scrubbing Horizontal
Bulu
sikat ditempatkan tegak lurus terhadap mahkota gigi. Kemudian sikat gigi
digerakan maju mundur 6-9mm.
2.
Metode
Fones
Teknik
Fones hampir sama dengan teknik horizontal kecuali gerakan yang digunakan
adalah rotasi. Fones berusaha mengantisipasi kemungkinan merusak gingiva dengan
gerakan rotasinya. Selain itu, ia juga menganjurkan agar tidak hanya gigi saja
yang disikat tetapi juga gusi dan lidah disikat.
3.
Metode
Leonard
Gerakan
yang digunakan dengan teknik ini adalah keatas dan kebawah pada permukaan
fasial gigi posterior untuk membersihkan gigi dan marangsang gingiva
4.
Metode
Stillman
Teknik
Stillman (1932) digunakan untuk merangsang gusi. Sikat gigi diletakkan dengan
bulu sikat 45° terhadap aspek gigi sehingga sebagian bulu sikat berada pada
gusi dan sebagian lagi pada gigi. Gerakannya adalah bergetar (Vibrasi)
5.
Metode
Chartes
Chartes
(1928) juga menganjurkan teknik bergetar
dengan sedikit tekanan untuk membersihkan daerah interproksimal. Sikat gigi
diletakkan dengan sudut 90° terhadap aksis panjang gigi sehingga bulu sikat
akan masuk di antara gigi tetapi tidak menekan gusi. Kemudian sikat gigi digerakkan
dengan gerakan rotasi perlahan-lahan dengan bulu sikat tetap menyentuh gusi.
6.
Metode
Bass (1945)
Sikat gigi diletekan dengan sudut 45°
terhadap apeks gigi. Kemudian bulu sikat didorong perhan-lahan ke dalam sulkus.
Gerakkan vibrasi yaitu gerakan maju mundur dan pendek-pendek akan menyebabkan
bulu sikat bergetar membersihkan sulkus. Untuk setiap bagian disarankan 10 kali
gerakan.
7.
Rolling
stroke
Bulu
sikat diletakkan sejajar dan berlawanan dengan attached gingiva sendangkan
kepala sikat sejajar datar oklusal. Dengan teknik ini, daerah sepertiga gigi kemungkinan
tidak tercakup dengan sikat gigi tetapi menyentuh attached gingiva, oleh karena
bila sikat gigi diletakkan terlalu dalam ke vestibulum, maka kemungkinan dapat
menyebabkan trauma pada mucogingiva junction dan mukosa alveolar.
8. Metode Smith-Bell
Tenik
ini disebut juga metode fisiologis yang diperkenalkan oleh Smith pada tahun
1940. Bulu sikat diletakkan pada permukaan insisal atau oklusal dan digerakkan
manuju gusi. Gerakan menyikat dari arah insisal/oklusal ke gusi merupakan upaya
untuk meniru gerakan alami self-cleansing.
c. Frekuensi
dan Waktu Menyikat gigi
Frekuensi menyikat gigi mempengaruhi
kebersihan gigi mulut anak-anak. Ini dikuatkan dengan penelitian Sivia dkk,
2005 bahwa sekitar 46,9% anak yang menyikat gigi kurang dari 2 kali sehari
memiliki tingkat kebersihan gigi dan mulut yang kurang baik. Pengalaman
mendapatkan pendidikan kesehatan juga mempengaruhi kebersihan gigi dan mulut
hal ini ditunjukan dalam penelitian Riyanti (2005) bahwa dilakukan 4 kali
pendidikan kesehatan lalu diukur tingkat kebersihan gigi dan mulutnya disetiap
pertemuan.
Lamanya seseorang menyikat gigi yang
dianjurkan minimal 5 menit, tetapi umumnya seseorang menyikat gigi maksimum 2-3
menit. Bila menyikat gigi dilakukan dalam waktu yang lebih singkat, maka
hasilnya kurang baik di bandingkan dengan menyikat gigi yang dilakukan dalam
waktu yang lebih lama, karena mengingat banyaknya permukaan gigi yang harus
dibersihkan. Tetapi hal ini tidak dapat di ambil sebagai patokan berhasil atau
tidaknya seseorang menyikat gigi, sebab hal ini masih tergantung pada cara-cara
menyikat gigi, bentuk sikat yang digunakan serta waktu menyikat gigi (Panjaitan
1997).
d. Tujuan
Menyikat Gigi
Tujuan
menyikat gigi adalah agar sisa makanan dapat hilang dari sela-sela dan
permukaan gigi. Untuk merangsang jaringan-jaringan sekitar gigi agar tetap
sehat. Menyikat gigi bertujuan untuk memelihara kebersihan gigi dan mulut
terutama gigi serta jaringan sekitarnya, (Panjaitan, 1997).
Menyikat
gigi dapat mencegah timbulnya sisa-sisa makanaan pada sela-sela gigi dan
permukaan gigi dimana penimbunan sisa-sisa makanan dapat mempercepat
pertumbuhan mikroorganisme, sehingga dapat menyebabkan terjadinya karies (
Suriyono, 2005).
e. Manfaat
Menyikat Gigi
1. Mencegah gigi berlubang
Pada malam hari menyikat sebelum tidur
gigi dan paginya menyikat gigi setelah selesai makan pagi, maka resiko
terjadinya penumpukan plak dalam rongga mulut kita secara otomatis akan
berkurang sehingga kita akan mencegah resiko terjadinya penumpukan plak.
2. Menyegarkan nafas
Nafas yang tidak sedap biasanya
terjadi karena adanya kotoran di dalam rongga mulut, walaupun ada faktor lain
penyebab bau mulut. Tetapi dengan menyikat gigi nafas kita akan menjadi lebih
segar
3. Menambah kepercayaan diri
Menjadi lebih percaya diri untuk
memulai aktifitas dengan napas yang segar dan gigi yang bersih. Terutama
apabila perkerjaan kita berhubungan dengan pelayanan jasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar