Senin, 28 Oktober 2019

Cara menjaga kesehatan gigi dan mulut



 Hasil gambar untuk karies gigi



Cara mudah menjaga kesehatan gigi dan mulut

1. Jangan sikat gigi terlalu keras

Salah satu tujuan sikat gigi adalah menghilangkan plak gigi. Namun, jika Anda menyikat gigi terlalu keras, gesekannya dapat merobek gusi dan mengikis enamel gigi yang relatif tipis. Akibatnya, gigi Anda jadi lebih sensitif. Selain itu, cara sikat gigi yang tidak benar dapat menyebabkan plak gigi malah menumpuk dan mengeras yang dapat berakibat pada gingivitis (peradangan gusi).
Menyikat gigi haruslah dilakukan secara lembut dengan gerakan memutar dan memijat gigi. Biasanya, lama durasi yang efektif untuk sikat gigi adalah sekitar dua menit.

2. Sikat gigi sebelum tidur

Anda pasti tahu jika Anda dianjurkan untuk sikat gigi setidaknya dua kali sehari: bangun pagi dan sebelum beranjak tidur.
Sikat gigi sebelum tidur ternyata dapat menghilangan kuman dan plak pada gigi Anda yang menumpuk lama sepanjang hari. Selain menyikat gigi, Anda juga dianjurkan untuk menyikat lidah demi menghilangkan kuman atau plak yang menempel pada lidah.

3. Gunakan pasta gigi berfluorida

Fluorida adalah unsur alami yang dapat ditemukan di banyak hal, seperti air minum dan makanan yang Anda konsumsi. Fluorida diserap tubuh untuk digunakan oleh sel-sel yang membangun gigi Anda untuk menguatkan enamel gigi. Fluorida juga merupakan pertahanan utama terhadap kerusakan gigi yang bekerja dengan memerangi kuman yang dapat menyebabkan kerusakan, serta menyediakan perlindungan alami untuk gigi Anda. Oleh karena itu, gunakanlah pasta gigi yang mengandung fluorida.

4. Jangan merokok

Tembakau dapat menyebabkan gigi menguning dan bibir menghitam. Merokok juga melipatgandakan risiko Anda terhadap penyakit gusi dan kanker mulut. Oleh karena itu, berhenti merokok sekarang juga.

5. Minum lebih banyak air

Air merupakan minuman terbaik untuk kesehatan Anda secara keseluruhan, termasuk bagi kesehatan mulut Anda karena aktivitas minum dapat membantu membersihkan beberapa efek negatif dari makanan dan minuman yang menempel pada gigi Anda. Bosan dengan rasa air putih yang hambar? Kami punya banyak cara kreatif untuk melatih Anda lebih banyak minum air putih.

6. Batasi konsumsi makanan yang manis dan asam

Anda mungkin seringkali mendengar nasihat, “Jangan banyak makan makanan manis, nanti giginya bolong”. Ternyata, kita memang tidak boleh sembarangan membantah nasehat orangtua. Makanan manis dan asam akan diubah menjadi asam oleh bakteri di mulut yang kemudian dapat menggerogoti enamel gigi Anda. Asam inilah yang menyebabkan gigi Anda cepat berlubang.
Tidak perlu menghentikan konsumsi gula sama sekali untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut, Anda hanya perlu membatasi konsumsinya.

7. Makan makanan yang bergizi

Sama halnya dengan air, makan makanan yang bergizi juga baik untuk kesehatan gigi dan mulut Anda. Makan makanan yang bergizi — termasuk biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan dan sayuran, dan produk susu — dapat memberikan semua nutrisi yang Anda butuhkan. Bahkan, sebuah studi menemukan bahwa omega-3 lemak — jenis lemak sehat dalam makanan laut— dapat dapat mengurangi risiko peradangan, sehingga dapat menurunkan risiko penyakit gusi.

KESEHATAN GIGI DAN MULUT MASA KEHAMILAN






KESEHATAN GIGI DAN MULUT  MASA KEHAMILAN

Perawatan kesehatan gigi dan mulut sebelum masa kehamilan
merupakan bagian dari perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Setiap tenaga pelayanan kesehatan dapat memainkan peranan
penting dalam mendorong calon ibu hamil untuk memeriksakan
kondisi gigi dan mulut ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Selain
itu juga meningkatkan kesadaran calon ibu tentang pentingnya
kesehatan gigi-mulut dan meluruskan kesalahpahaman seperti
keyakinan bahwa kehilangan gigi dan perdarahan di mulut adalah
"normal" selama kehamilan. Demikian juga nyeri selama perawatan
gigi tidak dapat dihindari dan menunda pengobatan sampai setelah
kehamilan lebih aman untuk ibu dan janin.
Gigi berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah
sistemik selama kehamilan dan dapat menyebabkan kelahiran
prematur dan berat bayi lahir rendah. Gigi berlubang yang tidak
dirawat tersebut dapat menyebabkan indikasi pencabutan yang
dilakukan pada saat kehamilan. Tindakan pencabutan gigi pada saat
hamil harus dihindari karena dapat membahayakan janin akibat
penggunaan obat anastesi atau timbulnya stres pada ibu hamil saat
pencabutan gigi.
Perubahan hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya
faktor lokal seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan
pembesaran dan atau peradangan pada gusi. Keadaan ini akan
diperberat oleh kondisi gigi dan mulut sebelum kehamilan yang
sudah buruk.
2. KEHAMILAN
Kehamilan dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir,
untuk wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu.
Biasanya kehamilan dibagi dalam tiga bagian atau trimester untuk
masing-masing 13 minggu atau 3 bulan kalender.
Dalam kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di
dalam tubuh, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi,
respirasi dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan
sikap, keadaan jiwa ataupun tingkah laku. Pada wanita hamil,
biasanya dapat terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut :
a. Perubahan Fisiologis (Perubahan Normal pada Tubuh)
 Penambahan berat badan.
 Pembesaran pada payudara.
 Bisa terjadi pembengkakan pada tangan dan kaki, terutama
pada usia kehamilan trimester III (6-9 bulan).
 Perubahan pada kulit karena adanya kelebihan pigmen
pada tempat-tempat tertentu (pipi, sekitar hidung, sekitar
puting susu dan diatas tulang kemaluan sampai pusar).
Dapat terjadi penurunan pH saliva.
b. Perubahan Psikis (Perubahan yang Berhubungan dengan
Kejiwaan)
Sering terjadi pada usia kehamilan muda (trimester I atau 0-3
bulan)
 Morning sickness (rasa mual dan ingin muntah terutama
pada waktu pagi hari).
 Rasa lesu, lemas dan terkadang hilang selera makan.
 Perubahan tingkah laku diluar kebiasaan sehari-hari
seperti “ngidam” dan sebagainya.
Keadaan tersebut menyebabkan ibu hamil sering kali
mengabaikan kebersihan dirinya, termasuk kebersihan giginya,
sehingga kelompok ibu hamil sangat rawan atau peka terhadap
penyakit gigi dan mulut.
Ada beberapa hal dalam kesehatan gigi dan mulut yang perlu
mendapat perhatian selama masa kehamilan, antara lain:
a. Trimester I (masa kehamilan 0 – 3 bulan)
Pada saat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual dan kadangkadang
sampai muntah. Lesu, mual atau muntah ini
menyebabkan terjadinya peningkatan suasana asam dalam
mulut. Adanya peningkatan plak karena malas memelihara

kebersihan, akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi.
Beberapa cara pencegahannya:
Pada waktu mual hindarilah menghisap permen atau
mengulum permen terus-menerus, karena hal ini dapat
memperparah kerusakan gigi yang telah ada.
 Apabila ibu hamil mengalami muntah-muntah hendaknya
setelah itu mulut dibersihkan dengan berkumur
menggunakan larutan soda kue (sodium bicarbonate) dan
menyikat gigi setelah 1 jam.
 Hindari minum obat anti muntah, obat dan jamu
penghilang rasa sakit tanpa persetujuan dokter, karena ada
beberapa obat yang dapat menyebabkan cacat bawaan
seperti celah bibir.
b. Trimester II (masa kehamilan 4 – 6 bulan)
Pada masa ini, ibu hamil kadang-kadang masih merasakan
hal yang sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu
tetap harus diperhatikan aspek-aspek yang dijelaskan diatas.
Selain itu, pada masa ini biasanya merupakan saat
terjadinya perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) dapat
menimbulkan kelainan dalam rongga mulut, antara lain:
 Peradangan pada gusi, warnanya kemerah-merahan dan
mudah berdarah terutama pada waktu menyikat gigi. Bila
timbul pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa
sakit.


a. Gingivitis Kehamilan (Pregnancy Gingivitis)
Sebagian besar ibu hamil menunjukan perubahan pada
gusi selama kehamilan akibat kurangnya kesadaran menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Gusi terlihat lebih merah dan mudah
berdarah ketika menyikat gigi, penyakit ini disebut gingivitis
kehamilan, biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dan
memuncak sekitar bulan kedelapan.
Gingivitis kehamilan paling sering terlihat di gusi bagian
depan mulut. Penyebabnya adalah meningkatnya hormon sex
wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon
yang berlebihan terhadap faktor iritasi lokal. Faktor iritasi lokal
dapat berupa rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa
makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus, tepi
restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang
kasar. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah
menjadi penyebab langsung dari gingivitas kehamilan, tetapi
juga tergantung pada tingkat kebersihan mulut pasien.
Selama kehamilan, tingkat progesteron pada ibu hamil bisa
10 kali lebih tinggi dari biasanya. Hal ini dapat meningkatkan
pertumbuhan bakteri tertentu yang menyebabkan peradangan
gusi. Juga perubahan kekebalan tubuh selama kehamilan yang
menyebabkan reaksi tubuh yang berbeda dalam menghadapi
bakteri penyebab radang gusi.
Gambar 1. Gingivitis Kehamilan
b. Granuloma Kehamilan (Epulis Gravidarum)
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan
pertumbuhan berlebih pada gingiva seperti tumor. Istilah yang
digunakan untuk keadaan ini adalah pregnancy tumor atau
tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun granuloma
kehamilan. Tidak berbahaya tetapi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan. Biasanya berkembang pada trimester kedua.
Bentuknya seperti nodul berwarna merah keunguan sampai
merah kebiruan, mudah berdarah, sering terlihat pada gusi
rahang atas, tetapi dapat juga ditemukan di tempat lain di
mulut.
Penyebab pasti tidak diketahui, meskipun faktor utamanya
adalah kebersihan mulut yang buruk. Selain itu faktor penyebab
lainnya adalah trauma, hormon, virus dan pembuluh darah
yang pecah. Ibu hamil yang memiliki granuloma kehamilan
biasanya juga menderita gingivitis kehamilan yang luas.
Granuloma kehamilan akan menghilang setelah bayi lahir.
c. Karies Gigi
Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang.
Meningkatnya gigi berlubang atau menjadi lebih cepatnya proses
gigi berlubang yang sudah ada pada masa kehamilan lebih
disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan
kebersihan mulut yang kurang.
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses
gigi berlubang yang sudah ada pada wanita hamil karena pH
saliva wanita hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang
tidak hamil dan konsumsi makan-makanan kecil yang banyak
mengandung gula. Rasa mual dan muntah membuat wanita
hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya,
akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan
adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat
mempercepat proses terjadinya gigi berlubang.
Gigi berlubang dapat menyebabkan rasa ngilu bila terkena
makanan atau minuman dingin atau manis. Bila dibiarkan tidak
dirawat, lubang akan semakin besar dan dalam sehingga
menimbulkan pusing, sakit berdenyut bahkan sampai
mengakibatkan pipi menjadi bengkak.

Perbaikan pelayanan BPJS untuk mendukung program pelayanan kesehatan

                                             Untuk mendukung keberlanjutan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemerintah menetapk...