KESEHATAN
GIGI DAN MULUT MASA KEHAMILAN
Perawatan
kesehatan gigi dan mulut sebelum masa kehamilan
merupakan
bagian dari perawatan kesehatan secara keseluruhan.
Setiap
tenaga pelayanan kesehatan dapat memainkan peranan
penting
dalam mendorong calon ibu hamil untuk memeriksakan
kondisi
gigi dan mulut ke fasilitas pelayanan kesehatan gigi. Selain
itu
juga meningkatkan kesadaran calon ibu tentang pentingnya
kesehatan
gigi-mulut dan meluruskan kesalahpahaman seperti
keyakinan
bahwa kehilangan gigi dan perdarahan di mulut adalah
"normal"
selama kehamilan. Demikian juga nyeri selama perawatan
gigi
tidak dapat dihindari dan menunda pengobatan sampai setelah
kehamilan
lebih aman untuk ibu dan janin.
Gigi
berlubang yang tidak dirawat akan menyebabkan masalah
sistemik
selama kehamilan dan dapat menyebabkan kelahiran
prematur
dan berat bayi lahir rendah. Gigi berlubang yang tidak
dirawat
tersebut dapat menyebabkan indikasi pencabutan yang
dilakukan
pada saat kehamilan. Tindakan pencabutan gigi pada saat
hamil
harus dihindari karena dapat membahayakan janin akibat
penggunaan
obat anastesi atau timbulnya stres pada ibu hamil saat
pencabutan
gigi.
Perubahan
hormonal pada saat kehamilan yang disertai adanya
faktor
lokal seperti plak atau karang gigi akan menimbulkan
pembesaran
dan atau peradangan pada gusi. Keadaan ini akan
diperberat
oleh kondisi gigi dan mulut sebelum kehamilan yang
sudah
buruk.
2.
KEHAMILAN
Kehamilan
dihitung dari hari pertama menstruasi terakhir,
untuk
wanita yang sehat kurang lebih 280 hari atau 40 minggu.
Biasanya
kehamilan dibagi dalam tiga bagian atau trimester untuk
masing-masing
13 minggu atau 3 bulan kalender.
Dalam
kehamilan terjadi perubahan-perubahan fisiologis di
dalam
tubuh, seperti perubahan sistem kardiovaskular, hematologi,
respirasi
dan endokrin. Kadang-kadang disertai dengan perubahan
sikap,
keadaan jiwa ataupun tingkah laku. Pada wanita hamil,
biasanya
dapat terjadi perubahan-perubahan sebagai berikut :
a. Perubahan
Fisiologis (Perubahan Normal pada Tubuh)
Penambahan berat badan.
Pembesaran pada payudara.
Bisa terjadi pembengkakan pada tangan
dan kaki, terutama
pada
usia kehamilan trimester III (6-9 bulan).
Perubahan pada kulit karena adanya
kelebihan pigmen
pada
tempat-tempat tertentu (pipi, sekitar hidung, sekitar
puting
susu dan diatas tulang kemaluan sampai pusar).
Dapat terjadi penurunan pH saliva.
b.
Perubahan Psikis (Perubahan yang Berhubungan dengan
Kejiwaan)
Sering
terjadi pada usia kehamilan muda (trimester I atau 0-3
bulan)
Morning sickness (rasa mual dan ingin
muntah terutama
pada
waktu pagi hari).
Rasa lesu, lemas dan terkadang hilang
selera makan.
Perubahan tingkah laku diluar kebiasaan
sehari-hari
seperti
“ngidam” dan sebagainya.
Keadaan
tersebut menyebabkan ibu hamil sering kali
mengabaikan
kebersihan dirinya, termasuk kebersihan giginya,
sehingga
kelompok ibu hamil sangat rawan atau peka terhadap
penyakit
gigi dan mulut.
Ada
beberapa hal dalam kesehatan gigi dan mulut yang perlu
mendapat
perhatian selama masa kehamilan, antara lain:
a.
Trimester I (masa kehamilan 0 – 3 bulan)
Pada
saat ini ibu hamil biasanya merasa lesu, mual dan kadangkadang
sampai
muntah. Lesu, mual atau muntah ini
menyebabkan
terjadinya peningkatan suasana asam dalam
mulut.
Adanya peningkatan plak karena malas memelihara
kebersihan,
akan mempercepat terjadinya kerusakan gigi.
Beberapa
cara pencegahannya:
Pada waktu mual hindarilah menghisap
permen atau
mengulum
permen terus-menerus, karena hal ini dapat
memperparah
kerusakan gigi yang telah ada.
Apabila ibu hamil mengalami
muntah-muntah hendaknya
setelah
itu mulut dibersihkan dengan berkumur
menggunakan
larutan soda kue (sodium bicarbonate) dan
menyikat
gigi setelah 1 jam.
Hindari minum obat anti muntah, obat dan
jamu
penghilang
rasa sakit tanpa persetujuan dokter, karena ada
beberapa
obat yang dapat menyebabkan cacat bawaan
seperti
celah bibir.
b.
Trimester II (masa kehamilan 4 – 6 bulan)
Pada
masa ini, ibu hamil kadang-kadang masih merasakan
hal
yang sama seperti pada trimester I kehamilan. Karena itu
tetap
harus diperhatikan aspek-aspek yang dijelaskan diatas.
Selain
itu, pada masa ini biasanya merupakan saat
terjadinya
perubahan hormonal dan faktor lokal (plak) dapat
menimbulkan
kelainan dalam rongga mulut, antara lain:
Peradangan pada gusi, warnanya
kemerah-merahan dan
mudah
berdarah terutama pada waktu menyikat gigi. Bila
timbul
pembengkakan maka dapat disertai dengan rasa
sakit.
a. Gingivitis Kehamilan (Pregnancy Gingivitis)
Sebagian besar ibu hamil menunjukan perubahan pada
gusi selama kehamilan akibat kurangnya kesadaran menjaga
kebersihan gigi dan mulut. Gusi terlihat lebih merah dan mudah
berdarah ketika menyikat gigi, penyakit ini disebut gingivitis
kehamilan, biasanya mulai terlihat sejak bulan kedua dan
memuncak sekitar bulan kedelapan.
Gingivitis kehamilan paling sering terlihat di gusi bagian
depan mulut. Penyebabnya adalah meningkatnya hormon sex
wanita dan vaskularisasi gingiva sehingga memberikan respon
yang berlebihan terhadap faktor iritasi lokal. Faktor iritasi
lokal
dapat berupa rangsangan lunak, yaitu plak bakteri dan sisa-sisa
makanan, maupun berupa rangsang keras seperti kalkulus, tepi
restorasi yang tidak baik, gigi palsu dan permukaan akar yang
kasar. Hal ini menunjukkan bahwa kehamilan bukanlah
menjadi penyebab langsung dari gingivitas kehamilan, tetapi
juga tergantung pada tingkat kebersihan mulut pasien.
Selama kehamilan, tingkat progesteron pada ibu hamil bisa
10 kali lebih tinggi dari biasanya. Hal ini dapat meningkatkan
pertumbuhan bakteri tertentu yang menyebabkan peradangan
gusi. Juga perubahan kekebalan tubuh selama kehamilan yang
menyebabkan reaksi tubuh yang berbeda dalam menghadapi
bakteri penyebab radang gusi.
Gambar 1. Gingivitis Kehamilan
b. Granuloma Kehamilan (Epulis Gravidarum)
Kehamilan dapat pula menimbulkan suatu pembentukan
pertumbuhan berlebih pada gingiva seperti tumor. Istilah yang
digunakan untuk keadaan ini adalah pregnancy tumor atau
tumor kehamilan, epulis gravidarum ataupun granuloma
kehamilan. Tidak berbahaya tetapi dapat menyebabkan
ketidaknyamanan. Biasanya berkembang pada trimester kedua.
Bentuknya seperti nodul berwarna merah keunguan sampai
merah kebiruan, mudah berdarah, sering terlihat pada gusi
rahang atas, tetapi dapat juga ditemukan di tempat lain di
mulut.
Penyebab pasti tidak diketahui, meskipun faktor utamanya
adalah kebersihan mulut yang buruk. Selain itu faktor penyebab
lainnya adalah trauma, hormon, virus dan pembuluh darah
yang pecah. Ibu hamil yang memiliki granuloma kehamilan
biasanya juga menderita gingivitis kehamilan yang luas.
Granuloma kehamilan akan menghilang setelah bayi lahir.
c. Karies Gigi
Kehamilan tidak langsung menyebabkan gigi berlubang.
Meningkatnya gigi berlubang atau menjadi lebih cepatnya proses
gigi berlubang yang sudah ada pada masa kehamilan lebih
disebabkan karena perubahan lingkungan di sekitar gigi dan
kebersihan mulut yang kurang.
Faktor-faktor yang dapat mendukung lebih cepatnya proses
gigi berlubang yang sudah ada pada wanita hamil karena pH
saliva wanita hamil lebih asam jika dibandingkan dengan yang
tidak hamil dan konsumsi makan-makanan kecil yang banyak
mengandung gula. Rasa mual dan muntah membuat wanita
hamil malas memelihara kebersihan rongga mulutnya,
akibatnya serangan asam pada plak yang dipercepat dengan
adanya asam dari mulut karena mual atau muntah tadi dapat
mempercepat proses terjadinya gigi berlubang.
Gigi berlubang dapat menyebabkan rasa ngilu bila terkena
makanan atau minuman dingin atau manis. Bila dibiarkan tidak
dirawat, lubang akan semakin besar dan dalam sehingga
menimbulkan pusing, sakit berdenyut bahkan sampai
mengakibatkan pipi menjadi bengkak.